“Memilih untuk tetap tinggal, adalah pilihan setelah takdir memulainya melalui pertemuan”
Tiga
puluh hari adalah waktu yang diberikan kepada kita untuk menyelesaikan tugas
bertema Kuliah Kerja Nyata. Melewatkan tiga puluh hari bersama, memang bukan
waktu yang singkat tapi juga tidak bisa di katakan lama. Aku menaruh janji pada
diriku untuk tidak melepaskan kalian setelah tiga puluh hari usai, bagiku
kalian adalah hadiah yang di berikan Sang Penyayang di usiaku yang genap 21
tahun saat itu. Kalian akan menjadi bagian dari kisah hidupku, akan jadi satu
hal yang menjadi perhatianku, akan jadi satu diantara kata “Kita” yang sudah
kumiliki jauh sebelum kita dipertemukan. Hari demi hari berjalan begitu saja,
tidak ada satu hari pun yang terlewati tanpa mencoba membaca diri kalian satu
demi satu.
Bagiku,
mengenal kalian lebih jauh dari seorang kenalan adalah misi tersendiri. Sayang rasanya, ketika tiga puluh hari
terlewati tanpa bekas. Biarkan saja cerita tiga puluh hari saat itu menjadi tiket
kita untuk jauh lebih dekat dan merasa nyaman satu sama lain. Dan benar saja, bermula
dari tiga puluh hari, kita semakin dekat dengan sendirinya. Ada bagian-bagian
dari diri kita yang tanpa sadar telah terdorong untuk lebih bisa menikmati
setiap waktu yang kita habiskan bersama, ada keengganan ketika kita harus
kembali pulang, kembali beraktivitas, kembali pada rutinatas sebelum kita
saling mengenal.
Hidup
memang akan selalu berputar, setiap kisah akan selalu berganti, setiap
pertemuan akan menemui akhir pada garis waktu tertentu. Maka sebelum segalanya
berubah, sebelum segalanya berakhir, ku harap akan lebih banyak cerita yang
kita tulis dalam kisah ini. Tidak ada pertemuan yang tanpa arti, tidak pula ada
takdir yang tak berperan pada setiap kejadian.
Terimakasih
untuk tiga puluh hari yang telah kita lewati bersama, terima kasih karena pada
akhirnya memilih untuk tetep tinggal. Semoga, sebelum waktu membuat segalanya
berubah, sebelum takdir mempertemukan setiap kita pada kata “kita” yang baru, kita
masih tetap diberi kesempatan menuliskan cerita yang sama, menghabiskan waktu
bersama meski hanya ditemani secangkir kopi panas, obrolan tak bermakna di sore
hari hingga larut malam, semua akan jadi hal yang menyenangkan untuk kita
kenang dikemudian hari.